16 Oktober, World Food Day

By BKPSDM 15 Okt 2018, 13:58:12 WIB Infografik
16 Oktober, World Food Day

Hari Pangan Sedunia adalah bertepatan  dengan tanggal saat organisasi pangan dan pertanian (FAO) dibentuk yakni diperingati setiap tanggal 16 Oktober. FAO didirikan pada tahun 1945 di Quebec, Kanada oleh 42 negara dengan tujuan mebebaskan manusia dari kelaparan dan kekurangan gizi, dan untuk secara efektif mengelola sistem pangan global.  Peringatan Hari Pangan Sedunia bermula dari kesepakatan konfrensi FAO ke-20 yang diselenggarakan pada bulan Nopember 1979. Menteri Pertanian dan Pangan Hongaria Dr. Pal Romany berperan penting pada konferensi tersebut, dan mengusulkan ide perayaan Hari Pangan Sedunia dan menghasilkan resolusi nomor 179 tentang World Food Day. Resolusi ini disepakati 147 negara anggota FAO termasuk didalamnya Indonesia. Hari Pangan Sedunia adalah hari yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober setiap tahun sejak tahun 1981itu adalah untuk mengingatkan kesadaran dan tindakan masyarakat dunia terhadap kelaparan dan kekurangan gizi di dunia dan untuk mendorong terciptanya sistem pangan global yang efektif. Di Indonesia Peringatan Hari Pangan Sedunia diselenggarakan oleh Kementrian Pertanian bersama lintas instasi vertikal dan daerah. Di Indonesia, ada 2 acuan hukum berkenaan ketahanan pangan, yaitu UU RI Nomor 7 tahun 1966 tentang Pangan dan PP RI Nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan.

Pesta gelaran Hari Pangan Sedunia ke-38 di Indonesia pada tahun 2018 ini akan diselenggarakan pada tanggal 18-20 Oktober 2018 di Kalimantan Selatan, tepatnya di Desa Jejangkit Kabupaten Barito Kuala. Untuk pembukaan dan pameran produk pertanian akan dilaksanakan di kawasan Perkantoran Sekretariat Daerah Kalimantan Selatan di Banjarbaru. Pemerintah mengharapkan peringatan pada tahun ini dapat menjadi momentum strategis memperkenalkan kepada dunia  pembangunan khususnya disektor pertanian. Mengusung tema “Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045,” berfokus pada sektor pertanian. Memanfaatkan lahan tidur. Lewat pengoptimalisasi pemanfaatan  lahan rawa lebak, lahan yang dianggap tidur tadi akan bertransformasi menjadi lahan hidup yang produktif dan  berpotensi sebagai penyedia stok pangan nasional. Lahan pertanian terpadu di lahan lebak tersebut digarap dengan teknologi budi daya padi di lahan rawa seluas 4.200 hektar (ha). Lahan tersebut sudah digarap dan akan siap panen tepat waktu pada saat peringatan Hari Pangan Sedunia tanggal 18-20 Oktober 2018 nanti. Pemanfaatan lahan rawa dianggap sejalan sejalan dengan tema internasional World Food Day dari FAO yakni “A Zero Hunger World by 2030 is Possible.”

Gubernur Kalimantan Selatan sendiri, Bapak Sahbirin Noor, ingin menjadikan momentum Hari Pangan Sedunia ke-38 Tahun 2018 untuk mengoptimalisasi pengelolaan lahan pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan. Bahkan saat acara Konferensi Pers Hari Pangan Sedunia di Gedung Mahligai Pancasila Kamis (11/10/2018) yang lalu dengan nada optimis beliau mengatakan, “Hari Pangan Sedunia 2018 waktunya membangunkan raksasa tidur!.”

Lebih lanjut beliau mengatakan, selama ini petani menggarap penanaman hanya satu kali dalam setahun, kemudian sawah mereka tinggalkan begitu saja. Akibatnya, sawah yang kering jadi gampang terbakar saat terhantam sinar matahari terus-menerus. Dampak dari asap kebakaran juga menimbulkan efek negatif, salah satunya mengganggu lalu lintas penerbangan. Betapa lebih elok jika penggarapan lahan dapat dilakukan dua kali dalam setahun sehingga sawah-sawah tidak terlanjur kering dan terbakar. Salah satu teknologi yang dipakai oleh Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Daerah kalimantan Selatan adalah polder setinggi tiga meter dan lebar lima meter. Polder ini dilengkapi pintu yang sanggup menjadi akses air mengalir dari sawah ke tempat pembuangan. Polder tersebut  tingginya 70 cm di atas air pasang minimal. Jadi air tidak akan menggenangi sawah. Pak Gubernur optimis bahwa optimalisasi lahan  rawa lebak dan pasang surut adalah merupakan jalan yang tepat. Sehingga nanti diharapkan Kalimantan Selatan bisa menjadi salah satu lumbung padi Nasional, bahkan lumpung padi dunia. (hs/tala/bkpsdm)

*(sumber : wikipedia.org, liputan6.com, tribunnew.com, kompas.com)

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Write a comment

Ada 12 Komentar untuk Berita Ini

View all comments

Write a comment