Banyak Inovasi, Bukti ASN Tidak Lagi Business as Usual

By BKPSDM 18 Jul 2018, 08:43:40 WIB Bidang Perencanaan dan Pembinaan Aparatur

Berita Terkait

Berita Populer

Banyak Inovasi, Bukti  ASN Tidak Lagi Business as Usual

Keterangan Gambar : Suryo Pratomo (kiri) menyalami salah satu inovator, di sela wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018, di Kemenetrian PANRB, Selasa (17/07)


JAKARTA – Banyaknya inovasi yang dilakukan oleh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dari berbagai instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah membuka mata bahwa saat ini ASN tidak lagi hanya bekerja menjalankan tugas-tugas rutin atau business as usual. Bahkan, kini tidak sedikit daerah yang selama ini kurang diperhitungkan, tetapi inovasinya justru mampu berbicara di tingkat internasional.

Demikian dikatakan anggota Tim Panel Independen Suryo Pratomo, di sela wawancara TOP 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2018, di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Selasa (17/07). Menurutnya, diperlukan perubahan kultur, agar masyarakat masih mengganggap remeh sesuatu yang dilakukan bangsa sendiri. Namun berbeda dengan yang dilakukan bangsa lain yang dianggap lebih hebat. “Diperlukan sebuah perubahan budaya dengan membangun sebuah kesadaran diri sendiri,” ujarnya.

Dikatakan, saat ini ASN telah mampu melakukan terobosan dengan membangun berbagai inovasi pada daerahnya masing masing, hal tersebut ditunjukkan dengan semakin berkembangnya inovasi yang masuk kedalam Top 99 KIPP 2018. Inovasi pada KIPP tahun ini semakin memberi kemudahan, serta bermanfaat bagi masyarakat luas, karena memang yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini adalah kemudahan dan juga kecepatan.

Menurut Pemimpin Redaksi Metro TV ini, inovasi semakin berkembang dan banyak daerah juga sudah banyak belajar dari daerah lain. “Yang lebih penting lagi, ternyata anggapan bahwa ASN tidak bisa melakukan terobosan dan hanya menerapkan business as usual, ternyata tidak benar. Organisasi itu berkembang. Begitu banyak inovasi yang baru,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa pada KIPP 2018 memberi pelajaran bahwa daerah yang kecil bukan berarti tidak dapat memiliki inovasi. Namun inovasi yang ada menunjukan bahwa daerah terpencil akan dapat lebih canggih dan lebih maju, karena tidak menutup kemungkinan daerah yang telah maju beranggapan sudah memiliki semua. Berbeda dengan deerah kecil yang merasa terpacu untuk menghasilkan sesuatu.

Pada hari ke-7 sesi wawancara TOP 99 KIPP 2018  menghadirkan 10 inovasi dari Pemprov Jawa Timur dan Pemerintah kabupaten di wilayah tersebut. Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengawalinya dengan mempresentasikan inovasi Kabinet Arabika dari Dinas Perkebunan Pemprov Jatim, dan inovasi simPADU-PMI dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemprov Jatim.

Kemudian dilanjutkan dengan 2 inovasi dari Pemkab Lumajang yaitu Blood Jek dan Gerakan Pagi Berseri, yang di presentasikan oleh Bupati Lumajang As’at. Inovasi selanjutnya datang dari Puskesmas Klagenserut Dinas Kesehatan Pemkab Madiun dengan inovasi Simpatik Anak Cerdik, yang disampaikan oleh Wakil Bupati Madiun Iswanto.

Inovator berikutnya Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemkab Malang dengan inovasi Contra War yang dibawakan oleh Bupati Malang Rendra Krisna. Selanjutnya Plt Bupati Mojokerto Pungkasiadi dengan membawa inovasi Gemar Bertasbi, sedangkan Pj. Bupati Nganjuk Sudjono memaparkan inovasi berjudul Pondasi 5 Pilar.

Dari Kabupaten Trenggalek, Bupati Trenggalek Emil Dardak menyampaikan inovasi Gelas Mempesona Hati, dan diakhiri presentasi dan wawancara dari Pemkab Lamongan dengan inivasi berjudul Tani Jago Lamongan yang dibawakan oleh Bupati Lamongan Fadeli.

Suryo Pratomo menjadi salah satu dari 10 anggota Tim  Panel Independen, yakni JB. Kristiadi, Eko Prasojo, Siti Zuhro, Wawan Sobari, Neneng Gunadi, Nurjaman Mochtar, Indah Sukmaningsih, Tulus Abadi, dan Refly Harun.  (byu/don/HUMAS MENPANRB).

 

sumber : https://menpan.go.id




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment